Akun IG Bem Unram Tolak Gerakan Feminisme di Indonesia Dikecam

Mataram, Salam Pena News – Kutipan tulisan akun IG Bem Universitas Mataram (Unram) soal Feminisme dikecam Ketua Umum Kohati HMI Cabang Mataram.

Dri Fia Yulanda menjelaskan ada beberapa tulisan yang menyinggung gerakan kesetaraan gender yang ditulis IG Bem Unram. Salah satunya, yakni “Tentu ada yang salah guys,,,, Feminisme meniadakan fitrah perempuan. Fitrah perempuan menjadi hamba yang sholehah, istri yang mematuhi suami dalam hal kebaikan, mendidik anak, bermanfaat bagi semesta dan lain sebagainya,” tulis akun IG Bem Unram.

Selain itu menyebutnya Indonesia adalah negara berketuhanan, bukan negara sekuler. Soal feminisme tentu bertentangan dari nilai ketuhanan. Artinya feminisme yang berkembang di Indonesia itu, feminisme radikal. Begini tulisnya “Indonesia adalah negara berketuhanan, di sila pertama ideologi negara kita jelas ada ketuhanan yang maha esa. Oleh sebab itu konsep feminisme ini sangat bertentangan dengan bangsa Indonesia,” tulis akun IG Bem Unram.

Menanggapi hal itu, Dri Fia Yulanda yang juga alumni Mahasiswa Sosiologi Unram mengatakan dunia kampus menjadi sentral pergerakan mahasiswa dari berbagai lapisan. Kehidupan yang diciptakan didalamnya mampu menghadirkan warna bagi eksistensi mahasiswa maupun perguruan tinggi.

Mahasiswa yang kerap kali diidentikkan dengan sarang nalar kritis menjadikannya sebagai pemegang estafet perubahan. Pun dengan dinamika yang berkembang bukan hanya persoalan proses belajar mengajar, namun perkembangan beragam ideologi ditengah kampus saat ini mampu menciptakan dinamika yang lebih kompleks secara internal maupun eksternal.

Dikatakanya tulisan Bem Unram di akun IG-nya menjadi cerminan seluruh elemen mahasiswa yang tergabung dalam organisasi manapun. Seharusnya dia sebagi organisasi internal kampus bisa menjadi jembatan penghubung bagi seluruh kepentingan mahasiswa ditengah gerak dinamika kampus dengan beragam ideologi yang berkembang. Tidak menjadikannya lembaga yang berdiri sendiri, bahwa tulisan feminisme itu jelas bertolak dari semangat gerakan feminisme di Indonesia.

“Keberadaan wadah semacam ini seharusnya mampu menjadi organisasi terbuka, tidak berafiliasi kemanapun ditengah corak keberagaman mahasiswa,” ungkap Ketua Umum Kohati HMI Cabang Mataram, Dri Fia Yulanda dalam keterangan tertulisnya, Jum’at (12/11).

Sebagai organisasi internal kampus ternama di Nusa Tenggara Barat (NTB), Bem Unram keberadaanya sebagai role penggerak kondusifitas ditengah keberagaman nilai yang berkembang.

“Tetapi tidak memberi contoh sebagai organisasi yang terbuka. Saya mengecam postingan Bem Unram semacam itu,” kecamnya.

Sisi lain juga dia menjelaskan secara sosiologis, kehidupan dunia kampus seharusnya merupakan miniatur sarana interaksi individu dengan masyarakat yang memiliki latar belakang status sosial yang berbeda namun terorganisir oleh sistem yang ada.

“Sudah saatnya, organisasi kampus mencerminkan nilai-nilai keberagaman agar tertenam rasa keberterimaan ditengah perbedaaan ras, suku, agama maupun pandangan hidup (ideologi) secara individu ataupun kelompok tertentu. Perbedaan pandangan hidup bukanlah suatu hal yang harus di gaungkan ditengah perbedaan karna dapat menimbulan keresahan bagi golongan lainnya, sehingga gerakan kolaborsi menjadi kompetisi,” pungkasnya.

(ARF)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *