Berkaca dari Kasus Mori, GSPI Wacanakan Tolak Caleg Impor

Mataram, Salam Pena News ~ Generasi Sosial Peduli Indonesia (GSPI) DPD Provinsi NTB menganggap Calon Legislatif (Caleg) impor dapat merusak tatanan strategi pembangunan daerah. Hal tersebut terlihat dari pergantian Mori Hanafi yang menjabat sebagai pimpinan DPRD Provinsi NTB.

Pergantian yang diduga diinisiasi oleh salah satu anggota DPR RI dapil NTB II/Lombok yang bukan merupakan masyarakat asli NTB. GSPI menganggap, pergantian tersebut dianggap tidak memiliki pertimbangan stabilitas kedaerahan yang selama ini telah dipupuk oleh para tokoh di NTB.

Bacaan Lainnya

“Kita berkaca dari kasus Mori, yang mana Mori sebagai referensi pulau Sumbawa di DPRD diganti, porsi tersebut sudah menjadi kesepakatan dan kebiasaan dari dulu, tapi dirusak oleh caleg impor yang tidak tahu menahu tentang daerah kita,” terang Ketua GSPI Provinsi NTB, Ghita Pramudya Putra, Senin (09/05/2022).

Porsi kepemimpinan DPRD Provinsi NTB sudah sangat bagus dari awal, porsi kepemimpinan tersebut sudah mewakili warna NTB yang berlatar belakang dua pulau besar. Namun, sayang disayang, porsi tersebut rusak akibat digantinya Mori Hanafi sebagai salah satu pimpinan di DPRD Provinsi NTB.

Mori dianggap sebagai perwakilan dari pulau Sumbawa di kursi pimpinan DPRD, telah diganti tanpa mempertimbangkan geopolitik daerah.

Oleh karenanya, GSPI Provinsi NTB mencanangkan untuk menolak caleg yang berasal dari luar NTB atau biasa disebut caleg impor, dan mendorong caleg lokal menjadi perwakilan di DPR RI supaya benar-benar mewakili daerah.

“Wacana tolak caleg impor ini tidak main-main, kursi keterwakilan rakyat NTB diambil oleh orang luar, kita harus rebut kembali kursi itu, kita dorong caleg lokal, masih banyak yang berkompeten,” ujarnya.

Ghita mengatakan, wacana ini juga telah dikonsultasikan dengan beberapa tokoh ternama di NTB, dan mendapat respon positif dari para tokoh tersebut.

Wacana ini diprediksi juga akan disambut positif oleh kalangan masyarakat luas, mengingat, pentingnya keberadaan wakil rakyat asli daerah yang paham akan kondisi daerahnya sendiri.

“Analisa tim kami, wacana ini akan meledak dan mendapatkan respon positif, kami sudah melakukan survei internal, kami yakin itu,” tegas Ghita.

Tak hanya GSPI, beberapa organisasi, LSM dan perkumpulan pemuda juga akan bergabung untuk menggabungkan wacana tolak caleg impor ini. Hal ini membuktikan bahwa NTB sangat mendorong masyarakat lokal menjadi wakil mereka di Senayan.

Ghita menuturkan bahwa masyarakat NTB memiliki banyak tokoh-tokoh intelektual yang pantas menduduki kursi DPR RI yang telah diambil oleh caleg impor tersebut.

“Jatah kita yang seharusnya milik masyarakat NTB diambil, ya kita rebut, kita punya banyak tokoh yang pantas untuk duduk di DPR RI,” pungkasnya.

(ARF)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *