Tokoh Muda NTB Arifuddin Hamid Kupas Capaian Pembangunan Ekonomi Sektor Maritim Dalam Diskusi Nasional DPP PEMESTA

Jakarta, Salam Pena News ~ Pandemi Covid-19 yang melanda meberikan pukulan telak bagi perkembangan ekonomi Indonesia. tindakan untuk mencegah penyebaran covid-19 menimbulkan kontraksi ekonomi dunia yang parah. International Monetary Fund memproyeksikan bahwa ekonomi global akan menyusut sekitar 4,4 persen pada tahun 2020 – resesi terparah sejak Perang Dunia Kedua. Akibat pandemic covid-19 menyebabkan Krisis berdampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia dan upaya penanggulangan kemiskinan.

Mengatasi kondisi krisis, Pemulihan ekonomi terus digalangkan dengan menitik tekankan pada penghasil terbesar, seperti sector industry pengolahan, sector pertambangan dan penggalian, dan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan.

Bacaan Lainnya

Mengupas sumbangan sector maritime, mengungkapkan bahwa “pengembangan ekonomi sektor maritime merupakan salah satu kunci pemulihan ekonomi secara nasional. Memperhatika bahwa Perkembanga PDB sektor perikanan mengalami kenaikan. Pada triwulan I 2020 kontribusi sektor perikanan terhadap total PDB nasional harga konstan mencapai 2,39% dibandingkan dengan kontribusi triwulan I tahun 2019,” terang Arifuddin Hamid dalam Diskusi Nasional DPP PEMESTA,(22/11/2022)

Berdasarkan laporan konferensi perserikatan bangsa–bangsa tentang perdagangan dan pembangunan (UNCTAD), total volume perdaganan maritime global tercatat sebanyak 10,65 miliar ton pada tahun 2020. Jumlah ini turun 3,8% dari tahun sebelumnya yang sebanyak 11,07 miliar ton. Laporan tersebut juga mencatat, sekitar 2/3 perdagangan maritime global terjai di Negara berkembang. Asia menyumbang 60% dari total volume barang ekspor yang dimuat dan 70% dari total volume barang impor yang dimuat.

RAPBN 2023 dirancang untuk mendorong “peningkatan produktivitas untuk transformasi ekonomi yang inklusi dan berkelanjutan” dalam rangka menjaga keberlanjutan penguatan pemulihan ekonomi nasional. Secara makro, diasumsikan bahwa pertumbuhan ekonomi diperkirakan tumbuh 5,3%, nilai tukar rupiah per USD pada kisaran Rp. 14.750, inflasi akakn tetap terjaga 3,3% dan suku bunga SUN 10 tahun diperkirakan 7,9%.

Pengurus DPP Pemesta bersama Narasumber Diskusi Nasional

“Program Ekonomi Biru merupakan langkah yang sangat bagus dalam meningkatkan percepatan pemulihan ekonomi secara nasiona. Namun pada anomaly ekonomi biru, pemerintahan melalui KKP serasa tidak serius menjalankan program tersebut. Harapnya bahwa ekonomi biru juga harus memiliki dampak bagi nelayan dan masyarakat pesisir dalam memperoleh kehidupan layak dan sejahtera.” Ujar Arifuddin Hamid, S.H., M.E dalam Diskusi Nasional DPP PEMESTA.

Penyampaian Arifuddin Hamid, S.H., M.E disambut hangat oleh seluruh peserta diskusi, seperti Ikatan Mahasiswa Pascasarjana Aceh (IMPAS), Kesatuan Mahasiswa Bima Jakarta (KMBJ), BEM Unindra, BEM Uhamka, BEM Unisma, BEM Jayabaya, Korda BEM Nusantara DKI Jakarta Raya, HMI, KAMMI.
Pada Diskusi Nasional DPP PEMESTA juga dihadiri oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan diwakili oleh M.Yusuf, S.Hut., M.Si ; Anggota Komisi IV DPR RI Dr. H. Suhardi Duka, M.M; CEO Rumah Sakit Anggrek Mas dr. Sanusi, Sp.OG; dan Aktivis Nelayan Tradisional Rusdianto Samawa.

(AW)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *