Mataram, Salam Pena News – Kurang lebih 100 mahasiswa yang tergabung dalam aliansi Mahasiswa Donggo dan Soromandi Mataram meminta Kapolda NTB untuk membebaskan 15 Demostran yang ditahan di Polres Bima, Jum’at (2/6/2023).
Pengamanan terhadap 15 orang mahasiswa tersebut buntut dari aksi blokade jalan lintas provinsi di Desa Bajo Kecamatan Soromandi Kabupaten Bima pada 30 Mei 2023. Aksi blokade jalan ini sebelumnya dilakukan oleh aliansi Front Perjuangan Rakyat (FPR) meminta Pemerintah Daerah (Pemda) untuk melakukan pengaspalan jalan rusak parah di Kecamatan Donggo dan Kecamatan Soromandi. Selain itu FPR juga meminta kejelasan janji Pemerintah Provinsi (Pemprov) melakukan pengaspalan jalan lintas Provinsi penghubung antara Kecamatan Soromandi dan Kabupaten Dompu.
Salah satu massa Aksi Ashabul Sahid meminta keadilan kepada Kapolda NTB atas tindakan represif Personelnya di Polres Bima membubarkan paksa aksi Demonstrasi Mahasiswa dan Masyarakat yang tergabung dalam FPR minggu lalu. Bahwa aksi tersebut dilakukan setelah sebelumnya sudah dilakukan upaya persuasif agar Pemda memperhatikan jalan rusak di Donggo dan Soromandi. Seperti Jalan Penghubung Desa Wadukopa Kecamatan Soromandi dan Desa Kala Kecamatan Donggo, Jalan Rusak di Desa Mpili Kecamatan Donggo dan Desa Mbawa.
“Sebanyak 24 massa aksi yang terjadi pada 30 Mei 2023 diamankan lantaran karna aksi blokade jalan. Inikan tidak adil rasanya kalau menahan orang karna meminta keadilan pengaspalan jalan. Bahkan hingga saat ini tersisa 15 massa aksi masih diamankan, untuk itu kami meminta Kapolda NTB dan Kapolres Bima bebaskan mereka demi menjaga stabilitas di Daerah,”ucapnya dengan tegas.
Kapolresta Mataram melalui Kabag Ops Kompol I Gede Sumadra Kerthiawan SH MH mengatakan telah mempersiapkan personel Pengamanan dari Polresta Mataram untuk mengantisipasi hal-hal yang melanggar ketentuan yang mungkin dilakukan massa pendemo.
“Kami sudah sampaikan pesan-pesan kepada personel yang bertugas hari ini pada saat Apel kesiapan Pengamanan agar betul-betul menjaga sikap dan tingkah laku selama proses pengamanan,”ucap KabagOps.
Ia mengaku terus memantau dan berada langsung di tengah-tengah Massa Demonstran, karena menurutnya disamping tindakan pengamanan yang dilakukan dalam mengawal aksi unjuk rasa, maka upaya lain juga harus kita laksanakan.
“Kami berbaur dengan beberapa masa aksi untuk saling mengingatkan agar bagaimana yang disampaikan tersebut dapat tercapai sehingga mengajak para pendemo untuk melakukan aksinya secara damai dan sesuai ketentuan,”tegasnya.*